Kamis, Juli 09, 2009

SPECIAL GIFT FOR MY LOVELY SON

8 Juli 2000, Sabtu pukul 01.00 dini hari….

“Aduuhh ya Allah..pa, pa….” rintihku pelan sambil menggengam erat tangan kanan Arzal. Kucoba membalikkan posisi tidurku tapi rasa aneh di perutku ini terasa semakin menohok setiap sendi dan tulang-tulangku. Keringat dingin mulai deras mengalir di semua permukaan kulit, karena aku berusaha sebisa mungkin mengikuti naik turun irama yang serasa meliuk liuk di dalam perutku.

“Kenapa ma, sakit? Mules? ” tanya Arzal sambil mengelap keringat dingin di mukaku.
“Ehhmmmm, interval mulesnya udah sepuluh menit nih,” lanjutnya tenang sambil menatap jam dinding di seberang ranjang.
Sambil membantuku bangun menuruni ranjang, Arzal bergegas mengenakan sweater ungunya yang tergantung di balik pintu kamar. Digandengnya aku menuruni anak tangga satu demi satu, menuju kamar papa.

Tok..tok…”pak….pak….pak”
Dengan tergopoh gopoh pria sepuh itu membuka pintu kamarnya dan ekspresi wajahnya sontak berubah pucat saat melihat kondisiku, kemudian tanpa banyak tanya papa mengantarku dan Arzal menuju mobil. Diiringi tatapan penuh kecemasan tapi masih ada seberkas keteduhan di mata rentanya, papa mengusap kepalaku sebelum mobil melaju di tengah dinginnya pagi.

Lima belas menit kemudian, aku sudah berada di suatu ruangan yang sangat hening, detak jarum jam bagaikan suara godam yang begitu kencang menghantam tembok rumah sakit ini hingga perutku bergetar, lalu…….
“Maaf bu, kita periksa sebentar ya..” suara perawat berjilbab putih membuatku kembali ke realita bahwa perut ini sebentar lagi akan meledak. Selang beberapa menit kemudian, dokter kandungan yang selama ini menangani kehamilanku telah berdiri di samping kiri bersebelahan dengan Arzal yang sejak awal tak henti-hentinya membisikkan doa memohon kekuatanNYA untuk diriku.

“Bismillah ya pak, bu….” Ujar dokter Bambang sambil menepuk pundak suamiku dan segera bergeser persis tepat di ujung kakiku.
Kemudian berlangsunglah suatu proses meregang nyawa, laksana seorang mujahid, hingga tepat jam lima kurang seperempat atas izin dan pertolongan Allah Yang Maha Baik, bayi mungil berkelamin laki-laki dengan bobot 2,8 kg, panjang 49 cm berhasil menghirup udara pagi. Alhamdulillah Ya Allah….Allahu Akbar

8 Juli tahun ini….

Anakku…..
Bertambah satu bilangan usiamu di hari ini, tak berasa ya kau bertambah tinggi, besar dan bertambah pintar, semakin banyak pertanyaan kritis yang selalu kau lontarkan kepada kami, semakin banyak ilmu yang kau dapatkan, walau tak jarang di sela-sela waktumu, kau mempermainkan emosi kami bahkan membuat kami meneteskan air mata melihat tingkah polahmu. Air mata?? Ya air mata bahagia, haru, bangga sampai air mata kesedihan.

Anakku…..
Sembilan tahun usiamu kini, masih sangat belia dan di depan sana masih terbentang panjang alur kehidupan yang bertabur sejuta warna menanti jejak kakimu. Anakku….jika kelak kau telah melangkah di atasnya, ingatlah akan sesuatu yang selalu mama papa hadiahkan untukmu….di setiap tarikan nafas kami untuk setiap jengkal langkahmu

Ya Rabbana, segala syukur ini hanya pantas untukMU…
Ya Rabbana, terima kasih kami atas amanah yang Engkau berikan….seorang anak laki-laki yang terlahir normal, sehat dan tumbuh dengan cerdas dalam perlindunganMU Ya Allah Ya Mukmin serta dalam segala kebaikanMU Ya Tuhanku.

Ya Allah Dzat Yang Maha Mendengar……Jadikanlah anak kami ini sebagai bagian dari hamba-hambaMU yang shalih, yang berbakti kepadaMU dengan seluruh cintanya untukMU dan RasulMU, berbakti kepada kedua orangtuanya, agamanya serta bagi bangsa dan negaranya. Ya Allah Yang Maha Kuasa….siramilah anak kami dengan cinta dan kebaikan-kebaikanMU, jadikanlah ia sebagai penyejuk mata dan hati kedua orang tuanya, yang kelak akan selalu mendoakan kami, jadikanlah ia sebagai hambaMU yang qanaah terhadapMU, yang selalu taat kepadaMU Ya Allah, yang selalu beriman dan bertaqwa kepada Engkau Dzat Yang Maha Agung.

Ya Allah Ya Tuhan kami, berilah anak kami kelembutan dan kerendahan hati, baguskanlah lisannya, perbuatannya, sikap, sifat serta akhlaknya seperti junjungan kami Nabi Muhammad SAW.

Ya Allah hanya Engkau tempat hamba memohon dan kembali…izinkanlah kami meminta panjang umur yang bermanfaat dunia akhirat untuk buah cinta kami, kesehatan dan ilmu yang Engkau ridhoi agar kelak ia bisa mengamalkannya di jalanMU bagi kemaslahatan ummat.

Ya Allah Ya Rahmaan Ya Rahiim, Ya Allah Ya Salaam, Ya Allah Mukmin Ya Muhaimin….
Lindungilah dirinya dari segala sesuatu yang menyesatkan dan dari setiap hal yang Engkau murkai, Ya Allah… jagalah anak kami di setiap hembusan nafasnya dan di setiap denyut nadinya.

Ya Allah Ya Ghaffaar, Ya Allah Ya Ghafuur….Kami sadar Ya Rabb…masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan pada diri kami sebagai orang tua di dalam mendidik, menjaga, mengasuh serta merawat buah hati kami. Ampunilah kami Ya Allah,,,jika kami belum mampu meneladani Rasulullah SAW, kami belum bisa seperti Kanjeng Nabi saat mengasuh dan merawat Qasim, Abdullah, Al-Thayyib, Zainab, Ruqayah, Ummu Kultsum serta Fathimah.

Ya Rabbana…ajarilah kami agar bisa menjadi orang tua yang shalih dan shalihah, yang dapat mengantarkan amanah dariMU ini menjadi khalifah yang Engkau cintai, di dalam suatu keluarga yang sakinah. Amiin…..

Anakku….Inilah hadiah dari kami, memang bukan kado yang berisi PSP, netbook, ATV atau barang-barang yang kau inginkan. Sebuah bingkisan yang teramat sederhana, terucap dari hati yang selalu penuh kasih untukmu, yang tak akan lekang dimakan waktu.

Selamat Milad buat anakku Muhammad Alif Faizal Razan





8 Juli 2009
By diaharie



Tidak ada komentar:

Posting Komentar