ROMANSA TAK BERTEPI
Embun pagi memagut ruang hampa yang terasa begitu dingin menembus setiap relung rangka, bergulat dalam deburan asa semu, memagut dengan penuh nafsu, begitu membuncah dan melenakan
Sekelebat angan berlari menujumu… sebuah siluet indah yang pernah mewarnai ruang ini, membentangkan sayapnya untuk memelukmu, merengkuhmu dalam sisi ruang kosong yang tersibak dan terkoyak
Namun angan itu berpendar lunglai, tak kuasa ia menembus kabut yang mencumbumu mesra, menyisakan kepingan imaji yang luruh lebur tak berbentuk
Ia tak lagi berona merah, tak lagi tersenyum ranum, lunglai berkawan gundah, memandang nanar siluet yang berkilauan di ujung sana
Embun pagi kembali menghampiri,
Embun pagi kembali memagut, masih dalam dinginnya ruang
Membiarkan angan berdiri kelu di sini, bersandar diam dalam khayal, menanti hingga siluet itu kembali